Kesan di rumah Feny.

mungkin kalian menganggap ini cerita yang gak penting. memang sih cerita ini engga penting sama sekali :) aku cuma mau share aja di blog. haha mumpung ada waktu luang jadi aku sempetin nulis di blog ini.


Minggu lalu adalah minggu yang sangat istimewa bagi saya mungkin juga bagi teman-teman saya. Minggu lalu minggu yang ceria dimana kita menikmati kebersamaan dalam mengerjakan tugas. Tugas itu adalah tugas Sosiologi membuat power point untuk di presentasikan hari Jum’at yang akan datang. Cerita ini saya awali saat saya akan pulang dari sekolah.

                Siang itu siang yang sangat panas dan mungkin bisa membuat orang sedikit emosi. Saat itu tanpa sepengetahuan saya, Dhani,Feny,Oxy,Indra dan Aji merencanakan kerja kelompok Sosiologi yang nantinya akan dilaksanakan sore ini juga. Sore ini kebetulan saya ada jadwal les, jadi saya putuskan untuk cepat-cepat pulang, tapi tiba-tiba Feny dan Dhani menghampiri saya.

 “Je,nanti kerja kelompok ya dirumahku jam 3,” ucap Feny yang disetujui Dhani.
“Wah, nanti aku gak bisa. Aku nanti ada les,” jawabku.
“Lah terus gimana?? Bilang ke gurumu Je kalo hari ini absen les dulu,” ucap Feny.
“Lah masak aku absen?aku kan juga pengen les Fen,” ucapku agak sedikit emosi karena pengaruh panas yang semakin panas mendukung untuk emosi.
“Ayo lah Je bilang aja ke gurumu. Sms ke gurumu kalo nanti ada kerja kelompok, yah sekali kali lah absen dulu kan gak papa,” desak Dhani.

                Saya teteap mengelak ajakan mereka. Semakin lama mereka semakin mendesak saya untuk absen les. Setelah saya pikir-pikir akhirnya saya menyetujui ajakan mereka untuk kerja kelompok. Kemudian saya mengirim SMS ke guru saya dengan izin kerja kelompok. Untungnya guru saya menyetujuinya.

                “Oke aku udah sms guruku. Katanya ga papa aku izin dulu, tapi beneran kan nanti datang semua?” tanyaku
                “Dateng semualah orang udah direncanain sama anak-anak,” ucap Feny tanpa dosa.
                “Ye kenapa gak ajak-ajak aku pas rundingan? Tau gitu kan gak kaya gini ceritanya,” jawabku dengan agak sedikit emosi.
                “Ya maaf Je,” ucap Dhani dan Feny hampir bersamaan.
                “Oh ya Je, nanti kamu berangkat kesana sama siapa?” tanya Dhani kepadaku.
                “Gak tau Ni. Lah kamu berangkat sama siapa nanti?” tanyaku balik.
                “Aku juga gak tau Je,” jawab Dhani.
                “Lah terus ini gimana? Masak engga jadi kerkelnya?” tanya Feny.
                “Pokoknya harus jadi!!Aku udah terlanjur bilang ke guruku kalo mau ada kerkel entar kalo ga jadi malah berabe urusannya,” ucapku bersemangat.
                “Lah terus aku gimana Fen,Je?” tanya Dhani dengan wajah memelas.
                “Ehm gini aja nanti aku sama kamu gowes aja. Aku ada sepeda gandeng dirumah. Gimana mau gak?” tawarku pada Dhani.
                “Ha?? Sepeda gandeng?? Oke sip nanti bareng ya J ,” jawab Dhani.

                Akhirnya setelah berdebat masalah kerja kelompoh kami bertiga memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Sampai dirumah jam 2 dan langsung ngecek sepeda di gudang. Saya baru ingat kalau sepedanya masih dibawa teman ayah saya untuk acara sepeda santai. Saya bigung. Saya sudah terlanjur mengajak Dhani untuk bersepeda. Akhirnya saya putuskan untuk menelpon teman ayah saya itu, tapi ibu saya yang berbicara dengan teman ayah saya itu. Saya makin bingung saat ibu saya bilang kalau sepedanya tidak ada yang mengantar ke rumah. Kemudian teman ayah saya bilang kalau saya mau dijemput untuk mengambil sepeda itu. Saya mengajak Dhani untuk mengambil sepeda itu tapi Dhani tidak bisa karena dia sakit perut saat itu. Akhirnya saya mengajak Fitri untuk mengambil sepeda itu. Kami berdua berangkat mengambil sepeda dan sesudah itu saya menunggu di kamar kostnya Dhani. Untung saja Dhani mandinya tidak lama hanya “mandi bebek” jadi saya tak perlu menunggu lama-lama. Setelah mandi pun Dhani tiba-tiba bingung karena buku kerja Sosiologinya tidak ada.

                “Uda biarin aja nanti pasti anak-anak yang lain bawa buku kerja sendiri-sendiri. Gak usah khawatir lah. Biar aku aja yang bawa bukunya,” ucapku
                “Oke yaudah ayo kita berangkat sekarang keburu telat entar,” ajak Dhani.
                “Oke sip,” jawabku singkat dan segera keluar dari kamar kost.

                Kami pun bersepeda sampai dirumah saya. Sekarang giliran Dhani untuk menunggu saya mandi. Setelah mandi akhirnya kami bersepada ria menuju rumah Feny. Sepanjang perjalanan menuju rumah Feny, saya dan Dhani bersepada dengan semangat dan saking semangatnya kita sampai ngebut. Saat hampir sampai di depan SMP 3 Tuban, kami merasa kelelahan. Kami pun berinisiatif untuk mengayuh sepeda pelan-pelan. Tiba-tiba Dhani melihat Oxy dan Riky sedang berdua di warung es tebu.

                “Eh,eh Je liat disana ada Oxy dan Riky. Ayo kita kesana yook!!” ajak Dhani
                “Ayo!!” jawabku bersemangat.

                Kamipun memutar balik sepeda dan segera menyebrang menuju warung es tadi. Oxy tahu kalau kami sedang haus. Tumben dia baik dan mau membelikan kami es tebu walaupun Cuma sebungkus. Saya dan Dhani minum es sebungkus berdua. Waktu saya mengajak Oxy untuk segera berangkat, dia menolak dengan alasan menunggu Indra dan Aji. Setelah lama menunggu akhirnya Dhani melihat Indra dan Aji mengendarai sepeda motor dengan kencang sekali. Dhani pun segera memanggil Aji agar mereka berhenti dan mengajak untuk bersama-sama ke rumah Feny. Kemudian merka menunggu kami di depan SMP 3. Saat di traffic light kami semua berlomba siapa yang paling cepat ke rumah Feny dia lah pemenangnya. Karena hanya saya yang mengetahui rumah Feny jadi saya dan Dhani lah yang menang (menang karena jadi navigator hehe).

                Saya mengirimkan sms kepada Feny dan memberitahukan bahwa kami semua sudah berada di depan rumahnya. Tak berapa lama kemudian Feny keluar dan membukakan pintu untuk kami dan segera mungkin kami memarkirkan kendraan masing-masing. Kami semua langsung mengerjakan tugas setelah dipersilahkan masuk ke rumah Feny karena kita tidak mau mebuang-buang waktu. Syukur sekali Oxy sudah menemukan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk presentasi, jadi kami semua tinggal mempelajari materi yang sudah di bagi sebelumnya.

                Feny punya ide untuk bermain bersama (tepatnya olahraga bersama). Terlihat dari luar itu rumah Feny kecil tapi dalamnya seperti GOR. Ada lapangan bultangkisnya, ada lapangan basketnya, ada meja pingpongnya, ada kebunnya, ada kolam lele dan lobsternya. Kami semua berolahraga ria di lapangan itu. Saya,Feny,Oxy,dan Aji main bulutangkis dengan formasi ganda campuran saya dengan Aji dan Feny dengan Oxy sedangkan Indra,Riky,Dhani main basket. Saya dan Aji menang melawan Feny dan Oxy. Dhani dan Riky main basketnya bagus mereka bisa mengalahkan Indra. Indra kalah karena dia terlalu menggunakan rumus fisika untuk memasukkan bola ke ring basket. Karena kalah, Indra memutuskan untuk beralih menjadi pemain bulutangkis menggantikan Aji. Kemudian saya dan Indra melawan Feny dan Oxy dan lagi-lagi saya dan Indra yang menang. Intinya siapapun yang berpasangan dengan saya itu selalu menang J. Karena saking asyiknya berolahraga, tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 17.05 kami menyudahi olahraga ini.

                Kami semua segera cuci tangan dan kaki. Dhani izin sholat dan yang lainnya minum dan makan makanan yang sudah disajikan sebelumnya. Kalian tahu kawan?? Ternyata Dhani salah Kiblat. Feny mengetahuinya dan segera berteriak,”Woy Dhan!! Kiblatmu salah bukan hadap Utara Dhan tapi hadap Barat,”. Spontan kami semua tertawa sampai Riky yang notabennya pendiam tidak bisa berhenti tertawanya. Dhani pun segera merubah arah Kiblatnya tapi kamipun tidak berhenti tertawa.

                Waktu sudah menunjukkan waktu Maghrib. Kami semua akhirnya memutuskan untuk pulang. Di perjalanan pulang saya dan Dhani bersepada dengan semangat lagi serasa rasa capek yang datang hilang karena rasa senang dan puas yang berlebih akibat berolahraga ria tadi. Karena jalanan di Jl.Basuki Rahmat padat, Dhani mengendarai sepeda dengan atraktif sampai-sampai saya takut sendiri. Takut kalau seumpama jatuh dari sepeda dan tak khayal kami jadi pusat perhatian waktu itu. Setelah 15 menit kira-kira perjalanan kami sampai juga di kostnya Dhani. Disitulah saya dan Dhani berpisah.
Saat di depan kostnya Dhani.....
                “Makasi ya Je atas tumpangannya. Aku gak akan pernah lupa sama hari ini,” ucap Dhani.
                “Sama-sama Dhani. Makasi juga yah udah mau boncengin aku. Aku juga gak bakal lupa sama sore ini,” balasku.
                “Aku pulang dulu ya. Udah malem bye Dhani,” ucapku sambil melambaikan tangan dan langsung mengendarai sepeda gandeng sendirian.
                “Bye ...!!” balas Dhani.


                Yah begitulah ceritaku kawan J apa ceritamu??

-SEKIAN-

0 komentar:

Posting Komentar


Inspiration

Visitor

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "



Watch

Main Menu

Diberdayakan oleh Blogger.

I ♥ FC Bayern Munchen

MIA SAN MIA (ง•̀⌣•́)ง

Followers

Popular Posts

XO

ADFIOS Keep Calm and Love ADFIOS. Peace Love and Gawl

Welcome to my profile

Copyright © 2012 Diary DAP ☑Template by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.