One Day In My Life

Suatu pengalaman di hidupku. Aku bertemu dengan wanita tua yang kira-kira 55 tahun usianya. Secara fisik dia sempurna tapi sayang dia tunawicara. Aku bersama vita bertemu dengan orang itu di dalam angkot. Sebenarnya, aku dan vita hanya iseng saja naik angkot setelah jogging dari alun-alun pusat kota inilah .. One Day In My Life.
Lilyana : "vit, ayo cari sarapan dulu nyok lapar lapar.
Vita      : " Oc, Tet ! Emh,,gimana kalau kita naik angkot dulu. Gua pengen nyoba-nyoba. hehehe.." (melihat ada satu angkot lewat)
Lilyana : "yah..yah.. yaudah deh." ( di tarik vita).
            Vita menghentikan angkot itu dan kita berdua langsung memasukinya. Vita memilih duduk didekat pintu, sedangkan aku duduk di pojok karena menurutku tempatnya nyaman. Angkotnya hanya berisi pak sopir, Aku dan Vita. Sekitar 100 meter berjalan angkot terhenti karena ada penumpang yang ingin naik.
            Aku dan vita asyik dengan dengan pembicaraan kami dan juga asyik memainkan BB. Penumpang itu masuk dan duduk disebelahku. Wanita tu itu tersenyum kepadaku dan akupun tersenyum kepadanya. Aku sangat kaget saat dia mulai mengajakku bicara. Ternyata dia tunawicara.
Wanita : "Habis olahraga !" (pakai bahasa isyarat dan tidak jelas perkataanya)
Lilyana : "iya, tadi habis keliling, lari-lari sama vita." (sambil tersenyum)
            Aku mulai akrab dengan wanita itu. Dia bercerita panjang lebar tentang kehidupan dan keluarganya. Aku tak bisa menangkap dengan jelas apa yang dia maksud. Aku hanya mengangguk dan senyum. Setelah lama dia bercerita padaku,aku mulai mengerti apa yang di maksud. Ternyata dia bercerita tentang cucunya yang sudah meninggal. Cucunya telah lama meninggal karena sakit gagal ginjal. Kalau belum meninggal, cucunya mungkin seumuran aku dan vita. Dia menceritakan secara rinci, sampai-sampai tidak bisa menahan aliran air matanya. Seketika itu pula, aku kembali teringat peristiwa 7 tahun yang lalu saat aku masih SMA kelas 2.
>>>> FLASH BACK <<<<

Lilyana : "Vita..Gua curiga nih sama hendra. kenapa ya dia udah 3 hari kagak sekolah ? Gimana kita kerumahnya saja. Setuju gak..?
Vita : " Gua mau. Ajak teman-teman yang lain juga ya.! biar seru." (hehe)
Lilyana : "siip".
              Akhirnya kami mengumpulkan teman-teman yang mau ikut acara kita. Lumayan banyak juga. Kami sepakat nanti sore jam 3 kumpul di sekolah.
            Jam 3 kurang seperempat aku sudah disana. Tak lama kemudian vita datang dan disusul oleh teman-teman.setelah semua berkumpul akhirnya berangkatlah kita. kita hanya membawa parcel buah untuknya. Simon berboncengan dengan Gres, Vita berboncengan dengan Alvent, Ahsan berboncengan dengan Firda, Maria berboncengan dengan Afiat dan masih banyak lagi.
            Setelah 15 menit akhirnya smpailah kita dikediaman hendra. Saat kami selesai memarkir sepeda,datanglah ambulance yang sirinenya meraung raung.
Afiat : "Waduh. kenapa ada ambulan segala."
Alvent : " lo..lo.. kenapa ambulancenya parkir didepan rumah hendra. Ato jangan..jangan..
            Dugaan Alvent pun benar. ya, ambulance itu ternyata datang untuk menjemput hendra. Hendra yang kini lemah,tergeletak diatas tandu. Wajahnya pucat.
Lilyana : " lho tante hendra kenapa ? kok dia jadin seperti ini ?
Ibu Hendra :"Nanti saja dirumah sakit tante jelasin. "(nangis). Akhirnya, aku mengomando teman-teman untuk ke Rumah Sakit Hendra dirawat. Sementara sirine ambulance sudah tidak terdengar lagi. sampilah kita di Rumah Sakit Petrokimia tempat hendra dirawat. kami langsung kedalam dan mengikuti tandu dorong yang berisi hendra. Sampailah diruang ICCU dan dokter tidak memperbolehkan kami masuk.
            Ibu hendra merasa tertekan dengan keadaan ini. Aku mencoba  mendekatinya dan mulai menenangkanya.
Lilyana : " sudah tante jangan sedih, masih ada keluarga dan teman-teman hendra  yang setia. Tante bisa cerita sekarng kepada lily.lily siap mendengarkanya."
            Ibunya hendra menceritakan semuanya kepadaku. dulu ginjal hendra yang satunya disumbangkan ke adiknya. tapi naas adiknya tak terselamatkan. sekarang giliran hendra menjadi korbannya. Awalnya hendra ceria sepeti anak pada umumnya. tapi satu tahun berselang hendra mulai merasakan sakit dibagian ginjalnya. setelah diperiksakan ke dokter hendra di vonis gagal ginjal karena ternyata ginjalnya tidak berfungsi.
>>>> FLASH BACK MAMA <<<<
Hendra : "sudahlah lah mah, hendra baik-baik saja. ini sudah takdir hendra.
Ibu hendra : '' Mama tidak mau kehilangan kamu ndra. sudah cukup mama kehilangan adik kamu. mama gak mau ndra..mama gag mau."(nangis).
Hendra : "doakan saja supaya hendra bisa lama hidup." (memeluk mama)
            Ibu hendra teringat masa lalu dan menceritakannya padaku. air mataku keluar tanpa aku komando tak terasa sudah basah pipiku dengan airmata. Teman-teman yang lain tegang menanti kabar dari dokter. mereka ingin segera mengetahui keadaan hendra,akhirnya dokter keluar jugag.
All of : " bagaimana keadaan hendra dok.?"
Dokter : "keadaan hendra kritis. mohon doanya saja biar hendra dapat sadar kembali.
All of : “Baiklah dok”
Ibu hendra : “ boleh saya masuk dokter”
Dokter : “boleh, saya tinggal dulu”
All of : “ silahkan dok ”
            Dokter meninggalkan kita. Ibunya pun segera masuk. Setelah lama menunggu akhirnya kita pulang dan sebelumnya berdoa bersama untuk keselamatan hendra. Pulang kerumah masing-masing.
            Aku tersentak tatkala vita menepuk pundakku.
Vita : lo nglamun tet ?
Lilyana : hehehe,,,,
            Vita masih asyik dengan Bbnya. Aku kembali melanjutan masa laluku.
            >>>> FLASH BACK <<<<
Lilyana : “Sudah 2 bulan ini hendra koma. Gimana nasib keluarganya ? keluarganya sudah terpukul saat kepergian sang adik tersayang. Sansan pun sama, mnderita gagal ginjal. Semoga hendra bisa sembuh dan orang tuanya serta ornag-orang yang dia sayangi bisa melihat kecerian seorang hendra setiawan (dalam hati).
            Aku pun mulai memejamkan mataku. Karena esok aku harus sekolah dan aku punya rencana kalau sehabis sekolah akan menjenguk hendra bersama vita. Dalam tidurku aku bermimpi di datangi hendra,senyunya sungguh menawan, dia berpakain serba putih dan wangi baunya.
Lilyana : “ Hendra (kaget bangun). Huft, untung cumak mimpi. Semoga tuhan melindunginya.” (berdoa)
            Akupun kembali masuk kedalam bawah sadarkuhingga fajar menjelang. Akupun segera bangun da segera mungkin mandi ubtuk siap-siap pergi ke sekolah. Pukul 06.15 aku berangkat sekolah. Dijalan bertemu dengan vita.
Vita : “ tet ! Nanti jadi nengok hendra ?”
Lilyana : “Jadi donk. Yuk masuk abis nie pelajaranya guru paling killer mana gua belum selesai tugas. Waduu parah-parah”
Vita : “ jiah lu mah kebiasaan.”
Lilyana : Vita yang manis,cantik,baik hati. Bolehkah pinjem pekerjaanmu ? heheh.”
Vita : “ yaudah deh nie pekerjaanya.” (pasrah)
Lilyana : “ Thankyu vita sayang. Masuk yuk !
Vita : “ iyeee”
            Aku mulai mengcopy pekerjaan vita.sambil mengerjakan aku aku berbincang dengan vita.
Lilyana : “ ech vit, ntar jadi kan ke rumah sakit”
Vita : “iyee (makan permen karet)
Lilyana : “ eh, bagi donk permen karetnya!”
Vita : “ Nih ! (menyerahkan). O..iya kasihan ya hendra. Apalagi mamanya, kelihatan banget kalau tertekan. Untung aja hendra anak orang kaya. Jadi gag kesusahan untuk biayay yah, semoga dibrei yang terbaik !
            Aku hanya manggut-manggut dan kini aku telah menyelesaikan tugasku. Pelajaranpun segera dimulai. Tapi rasanya aku ingin cepat-cepat selesai. Aku sangat rindu hendra. Syukurlah 6 jam berlalu akhirnya aku bisa pulang.
            Aku segera menarik vita untuk mengikutiku. Aku segera bergegas menuju rumah sakit. Aku dan vita akhirnya sampai disana. Kita segera menuju ke kamar anggrek no.7 tempat hendra dirawat. Ternyata ibu hendra ada di dalam. Ibu hendra mempersilahkan kami untuk masuk sekalian dia ijin pulang sebentar untuk mengambil sesuatu.
            Entah mengapa vita merasakan perasaan yang tak karuan. Dan perasaan itu tenteng hendra.
Vita : “eh liatdeh hendra. Wajahnya sudah tidak hendra lagi. Pusat sekali.
Lilyana : “ dia masih hendra gtu kok. Lu aja yang mikir aneh-aneh.!
Vita : “semoga saja virasat gua salah.”
Lilyana : “lu punya virasat apa vit.”
Vita : “ hendra bakal me.”
            Tiitt… alat detak jantung sudah tak berfungsi. Aku dan vita menoleh ke arah hendra. Kami terpaku sejenak. Aku segera keluar untuk mencari dokter. Setelah itu dokyer memeriksa hedra, sedangkan vita menghubungi keluarga hendra.
            Dokter berusaha keras mengembalikan detak jantung hendra.
Aku dan vita melihat dare luar jendela.
Lilyana : “ Tuhan tolong kembalikan hendra.”
Vita : “semoga engkau tenag disana ndra.” (pasrah)
            Dokter sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi takdir berkata lain. Ibu hendra datang saat hendra sudah tak bernyawa, kami semua hanya bisa menangis, pasrah. Ibu hendra segera menghubungi suaminyayang ada diluar negeri. Suaminya shock berat. Dan dia berjanji akan pulang hari itu jgag,.
            Jenazah hendra dibawa pulang. Aku dan vita segera menghubungi teman-teman yang lainya, sekali lagi semua shock atas kepergian hendra. Teman-teman sudah berdoa di kediaman hendra,tinggal menunggu ayah hendra. Setelah 3 jam menunggu, akhirnya datang juga.
            Hendra terlihat tampan sekali. Senyumnya mengembang. Inilah saat-saat terakhir kita semua melihat hendra sebelum peti tertutup rapat untuk selamanya. Dan kami segera menuju ke tempat hendra bersemayan. Orang-ornag yang menyayangi hendra mengiringi kepergiannya dengan tangisan. Yang paling terpukul jelas kedua orang tuanya.
Lilyana : “sudah tante. Hendra sudah senang disurga. Ikhlaskan saja kepergian hendra,hendra sudah tenag disana.
>>> FLASH BACK THE END <<<
            Aku mengingat semua kejadian itu. Tak kusadari, air mata telah jatuh dari pelupuk mataku. Aku rindu hendra. Sudah lama aku tak berkunjung ke makamnya. (pikirku)
Vita : “ tet,lu nangis kenapa ?” (heran melepas earponenya).
Lilyana  : “ enggak papa. Eh ntar ke makam hendra ya. Sudah lama kita gag berkunjung kesana.
Vita : “ oc. Aku juga kangen dia.”
            Wanita tua itu meraih tanganku dan berjabat tangan. Dia berterima kasih padaku karena telah mau mendengar kisahnya. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
            Akhirnya aku dan vita berhenti di toko bunga yang ada didekat Tempat pemakaman hendra. Setelah itu kami langsung membersihkan rumput-rumput liar yang menjulang.
Lilyana : "sepertinya tidak ada yang membersihkan makan ini."
Vita : “ iya. Lihat saja rumput-rumput ini,apa orng tuanya sudah pergi dari kota ini?
Lilyana : entahlah, yang penting kita doakan saja hendra semoga tenang selalu.
                                    Dan inilah akhir dari One Day In My Life

-          TAMAT –


Waduuh.. maav ya cerita jelek sama amburadul ngga karu karuan :)
 terimakasiih juga untuk yang sudah membaca. Maav apabila ada pihak yang merasa dirugikan atas cerita ini.Dan ini hanyalah cerita fiksi belaka.
SALAM BL

0 komentar:

Posting Komentar


Inspiration

Visitor

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "



Watch

Main Menu

Diberdayakan oleh Blogger.

I ♥ FC Bayern Munchen

MIA SAN MIA (ง•̀⌣•́)ง

Followers

Popular Posts

XO

ADFIOS Keep Calm and Love ADFIOS. Peace Love and Gawl

Welcome to my profile

Copyright © 2012 Diary DAP ☑Template by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.